Rabu, 30 November 2011

Telematika Dan Harapan (di bidang Ekonomi)

    Telematika untuk perekonomian masyarakat Indonesia adalah peluang dalam mempromosikan barang produksi maupun jasa pariwisata.

    Dalam bidang produksi baik dibidang tekstil, gerabah, furniture, dan aneka kerajinan tangan baik yang modern maupun yang tradisional, Indonesia sudah tidak diragukan lagi masalah kualitas. namun selain dana , masalah terbesar selain dana adalah pemasaran. Dengan semakin berkembangnya teknologi Telematika khususnya dibidang Internet memudahkan para pengusaha dalam memasarkan barang dagangannya. Permasalahannya Tidak semua pengusaha di indonesia mengetahui atau menguasai dan menggunakan teknologi internet. Jadi menurut saya Rakyat indonesia khususnya pemerintah melakukan pembinaa secara menyeluruh bagi masyarakat khususnya para pengusaha dan pengrajin lokal dalam menggunakan fasilitas internet sebagai wadah mereka dalam memasarkan barang dagangannya.

    Selain barang, Indonesia pun kaya potensi akan jasa pariwisata alam yang indah dan beraneka ragam. Namun sedih rasanya ketika saya menonton acara berita di televisi yang mewawancarai warga Amerika Serikat yang lebih mengenal Bali ketimbang Indonesia. Hakl ini membuktikan kurangnya pemasaran tempat wisata selain Bali. Hal ini bukan hannya tugas pemerintah tapi juga tugas dan peluang bisnis bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan terkenalnya objek wisata Indonesia Melalui Internet kita dapat meraih keuntungan dari segi travel, akomodasi(hotel, resort, transport, kuliner) dan bahkan kita dapat meraih untung dari hasil penjualan cinderamata.

     Maka dari itu Telematika pada perekonomian di Indonesia dapat diterapkan agar kita dapat ikut serta membangun perekonomian Indonesia.

Cara Kerja Wireless

Bagaimana cara kerja Jaringan Wireless ?

Untuk menghubungkan sebuah computer yang satu dengan yang lain, maka diperlukan adanya Jaringan Wireless. Menurut sebuah buku yang bersangkutan, supaya komputer-komputer yang berada dalam wilayah Jaringan Wireless bisa sukses dalam mengirim dan menerima data, dari dan ke sesamanya, maka ada tiga komponen dibutuhkan, yaitu:
  1. Sinyal Radio (Radio Signal).
  2. Format Data (Data Format).
  3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure).

Masing-masing dari ketiga komponen ini berdiri sendiri-sendiri dalam cara kerja dan fungsinya. Kita mengenal adanya 7  Model Lapisan OSI (Open System Connection), yaitu:
  1. Physical Layer (Lapisan Fisik)
  2. Data-Link Layer (Lapisan Keterkaitan Data)
  3. Network Layer (Lapisan Jaringan)
  4. Transport Layer (Lapisan Transport)
  5. Session Layer (Lapisan Sesi)
  6. Presentation Layer (Lapisan Presentasi)
  7. Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Masing-masing dari ketiga komponen yang telah disebutkan di atas berada dalam lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda. Sebagai contoh:
Sinyal Radio (komponen pertama), bekerja pada physical layer, atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio.
Lebih jelasnya, cara kerja wireless LAN dapat diumpakan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.

( sumber : http://wireless3.wordpress.com/2011/07/26/cara-kerja-jaringan-wireless/ )

Context-Aware

Di zaman seperti sekarang ini sangat dibutuhkan suatu teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi user untuk mengakses informasi setiap saat kapan pun dan dimana pun mereka berada. Suatu teknologi yang disebut context-aware computing dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan akan menjadi trend yang penting untuk dikembangkan di masa depan. Dengan adanya context aware maka user tidak perlu harus selalu memberi input yang banyak secara eksplisit untuk membuat komputer menjalankan tugasnya.
Context awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user, network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan.
Karakteristik dari user, network, lingkungan itu disebut konteks. Namun informasi konteks sendiri menjadi kompleks dan heterogen sesuai jenis layanan yang akan didukung. Maka context awareness menjadi masalah yang besar dan menarik dalam pengembangan aplikasi, khususnya mobile, beberapa tahun ke depan.
Beberapa bagian yang lebih sederhana dari context awareness telah mulai dibangun. Misalnya LBS: location-based service. Misalnya, sewaktu user mencari keyword tertentu (pom bensin, kafe, ATM, dll), maka ia akan memperoleh hasil yang berbeda tergantung pada posisi user. Ini dapat mulai digabungkan dengan beberapa info dari user. Misalnya pom bensin atau kafe di dekat posisi user yang menerima pembayaran dengan ATM yang dimiliki user.

sumber: http://eripurwarini.wordpress.com/2009/11/27/layanan-context-aware-dan-event-base/ 

Arsitektur Sisi Client

Arsitektur Klien-Server Telematika terdiri dari 2 buah arsitektur yakni, arsitektur sisi client dan sisi server-nya.

Arsitektur Sisi Klien

Istilah ini merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan. Lihat Cookie, Server Side.

Karakteristik Klien :

* Selalu memulai permintaan ke server.
* Menunggu balasan.
* Menerima balasan.
* Biasanya terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu.
* Biasanya berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan antarmuka pengguna seperti antarmuka pengguna grafis.
* Khusus jenis klien mencakup: web browser, e-mail klien, dan online chat klien.

Arsitektur Sisi Server

Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.

Karakteristik Server

* Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
* Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
* Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
* Jenis server khusus mencakup: web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.

Jadi, secara umum Arsitektur Klien-Server atau jaringan komputer adalah sebuah aplikasi terdistribusi arsitektur yang partisi tugas atau beban kerja antara penyedia layanan (server) dan pelayanan pemohon, disebut klien. Sering kali klien dan server beroperasi melalui jaringan komputer pada hardware terpisah. Sebuah mesin server adalah performa tinggi host yang menjalankan satu atau lebih program server yang berbagi sumber daya dengan klien. Seorang klien tidak berbagi apapun dari sumber daya, tetapi meminta server layanan konten atau fungsi. Oleh karena itu klien memulai sesi komunikasi dengan server yang menunggu (mendengarkan) masuk permintaan.

Dalam perkembangannya, client/server dikembangkan oleh dominasi perusahaan software besar yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar pada era pertama dimunculkannya konsep client/ server. Saat ini perusahaanperusahaan ini telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :

1) Arsitektur Single- Tier

Definisi satu-tier arsitektur, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, adalah bahwa semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Ini adalah sederhana dan paling mahal alternatif. Ada kurang perlengkapan untuk membeli dan mempertahankan. Kelemahan dari jenis ini pelaksanaan keamanan lebih rendah dan kurangnya skalabilitas. Sebuah arsitektur skalabel ketika dapat dengan mudah diperluas atau ditambah untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kinerja.

Setelah semua komponen utama situs dan data di satu komputer di belakang firewall daun domain situs lebih rentan terhadap serangan berbahaya. Menjalankan semua komponen situs pada sebuah komputer juga membatasi ekspansi dan optimalisasi kemungkinan. Anda hanya dapat menambahkan begitu banyak memori atau begitu banyak CPU untuk sebuah server tunggal.

2) Arsitektur Two-tier

Dalam dua lapis klien / server arsitektur, antarmuka pengguna pengguna ditempatkan di lingkungan desktop dan sistem manajemen database jasa biasanya dalam sebuah server yang lebih kuat merupakan mesin yang menyediakan layanan bagi banyak klien. Pengolahan informasi dibagi antara sistem user interface lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Manajemen database server mendukung untuk disimpan prosedur dan pemicu.. Vendor perangkat lunak menyediakan alat-alat untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi untuk dua lapis klien / server arsitektur.

Arsitektur two-tier lebih aman dan terukur daripada pendekatan single-tier. Pilihan ini bergerak Database Server ke mesin terpisah di belakang firewall yang kedua. Ini menambah keamanan tambahan dengan menghapus data pelanggan sensitif dari DMZ. Memiliki database pada komputer yang terpisah meningkatkan kinerja keseluruhan situs. Kelemahan dari opsi ini adalah biaya yang mahal dan kompleksitas arsitektur.

3) Arsitektur Three-tier

Arsitektur Three-Tier diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Di tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan klien dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server. The middleware menjalankan fungsi dari antrian, eksekusi aplikasi dan database pementasan. Di samping itu middleware menambahkan penjadwalan dan prioritas untuk bekerja di kemajuan. Three-tier klien / server arsitektur digunakan untuk meningkatkan performa untuk jumlah pengguna yang besar dan juga meningkatkan fleksibilitas ketika dibandingkan dengan pendekatan dua tingkat. Kekurangan dari tiga tingkatan arsitektur adalah bahwa lingkungan pengembangan lebih sulit untuk digunakan daripada pengembangan aplikasi dari dua lapis.

1. Three tier dengan pesan server

Pada arsitektur ini, pesan akan diproses dan diprioritaskan asynchronously. Header pesan memiliki prioritas yang mencakup informasi, alamat dan nomor identifikasi. Server pesan link ke relasional DBMS dan sumber data lainnya. . Pesan sistem alternatif untuk infrastruktur nirkabel.

2. Three tier dengan server aplikasi

Arsitektur ini memungkinkan tubuh utama untuk menjalankan sebuah aplikasi pada tuan rumah bersama bukan di sistem user interface lingkungan klien. Server aplikasi logika bisnis saham, perhitungan dan pengambilan data mesin. . Dalam aplikasi arsitektur ini lebih terukur dan biaya instalasi kurang pada satu server dibandingkan mempertahankan masing-masing pada klien desktop. 


(sumber : http://rezarossoneri.blogspot.com/2011/01/arsitektur-klien-server-telematika.html)

TELEMATIKA

 Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:

  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
sumber:  - dgk.or.id/archives/tag/telematika/
               - http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika

Sabtu, 07 Mei 2011

Dampak negative kartu kredit pada masyarakat

MAKALAH  KONSUMERISASI





Dampak negative  kartu kredit pada masyarakat


AMAR ABDILLAH     10108175
TEJO SIAM                 11108929
RAHMAT PURNOMO 11108545
WAHYUDI                    12108025    






BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum kita  membahas latar belakang dari makalah ini , marilah kita mengenal sedikit tentang kartu kredit. Definisi Kartu Kredit Secara Terminologis yaitu: kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang.

Kalau kita terjemahkan kata ‘kredit giro’ ini secara langsung artinya adalah kartu pinjaman. Atau kartu yang memberikan kesempatan kepada pembawanya untuk mendapatkan pinjaman.
Namun kebanyakan ortang , khususnya di Indonesia kurang memahami atau salah menafsirkan definisi dan fungsi dari kartu kredit. Kartu kredit telah dijdikan oleh masyarakat sebagai gaya hidup. Mereka yakin dengan memiliki kartu kredit, mereka merasa memiliki gaya hidup yang mewah. Selain itu ada juga yang menggunakan kartu kredit untuk memuaskan batinnya untuk melakukan konsumsi barang yang berlebihan dan tidak berguna. Mereka lupa, bahwa dibalik kenudahan dari kartu kredit menanti tagihan hutang yang terus membengkak.
Bagi orang yang kesulitan dalam pembayaran kartu kredit, maka dalam hal ini bank akan melakukan beberapa cara agar orang tersebut membayar hutangnya. Salah satu caranya yaitu dengan memerintahkan Debt Colector untuk menagih hutang dan disinilah mulai timbul banyak masalah.





1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusa nasalah dalam makalah  iyalah:
1. Kemudahan dalam mendapatkan kartu kredit tanpa diimbangi kesadaran dalam penggunaanya.
2. Kurangnya sosialisasi tenang kartukredit mengakibatkan petaka bagi pemiliknya.
3. Sifat konsumerisasi yang membudaya, membuka peluang yang besar bagi bank dalam memasarkan kartu kredit.
4. Ketidaksiapan masyarakat dalam melunasi tagihan kartu kredit, khususnya mayarakat kalangan menengah kebawah.


1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mencegah dampak dari Sifat Konsumerisasi terhadap penggunaan kartu kredit, khususnya dikalangan masyarakat menengah kebawah.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
3.3 DAFTAR PUSTAKA




BAB 2
PEMBAHASAN


2.1 KARTU KREDIT
Memasarkan kartu kredit di Indonesia tergolong mudah. Banyak penawaran kartu kredit di pusat-pusat perbelanjaan dengan janji kemudahan aplikasi tanpa pertimbangan memadai dalam menilai kemampuan bayar calon nasabah. Gampangnya mendapatkan kartu kredit ini menjadi faktor penarik kedua terbanyak bagi konsumen dalam memilih berbagai tawaran kartu kredit. Memilih berdasarkan nama baik dan reputasi bank penerbit kartu masih menjadi pertimbangan utama.
Kepemilikan kartu utang yang terlalu mudah dan kecenderungan meringankan penilaian kekuatan finansial calon nasabah terlihat pula dengan adanya konsumen yang tergolong kelompok ekonomi bawah, tetapi memiliki lebih dari satu kartu kredit. Ketidakcocokan latar belakang ekonomi dengan pengeluaran kartu kredit juga menyebabkan sekitar 10 persen responden pemilik kartu kredit melakukan praktik gali lubang demi menutup lubang, membayar tagihan kartu kredit satu dengan menambah utang di kartu kredit lain.
Pola lain yang terungkap adalah hampir 40 persen pemilik kartu kredit di Ibu Kota memilih membayar dengan jumlah tagihan minimum tiap bulan. Padahal, pemegang kartu plastik ini biasanya dibebani bunga cukup tinggi oleh penerbit kartu kredit, mencapai 3,5 persen per bulan. Bunga ini yang menjadi sumber pendapatan penerbit kartu kredit.
Potensi pasar kredit di negeri ini akan mengundang lebih banyak pemain baru, termasuk pihak asing, ikut meraup untung. Saat ini, bank asing memegang urutan pertama dalam mengucurkan pinjaman melalui kartu kredit di Indonesia. Menurut catatan BI, bank asing telah mengalirkan 36,62 persen dari total utang yang penggunaannya melalui kartu kredit.
Selain gencarnya penawaran kartu kredit, penyedia utang menggalakkan promosi kredit tanpa agunan (KTA). Cara mendapatkan kredit ini pun tergolong mudah, terutama bagi masyarakat yang sudah memiliki satu jenis kartu kredit.
Namun, kemudahan – kemudahan tersebut berbanding terbalik dengan dampak negatif dari penggunaan kartu kredit. Banyak orang yang terlena ketika sudah masuk dalam jerat kartu kredit. Bayangkan, bagaimana tidak diberikan kemudahan kalau anda hanya perlu menyerahkan selembar kartu dan bisa pulang membawa barang yang diinginkan, dan pembayarannnya cuma 10% dari total tagihan. Sama sekali tidak terasa beratnya. Membayar tagihan hanya dengan mengisi minimum payment. Akibat seringnya menumpuk pembayaran dengan hanya membayar minimum payment, tagihan jadi menumpuk. Terkadang mungkin anda akan membeli barang – barang yang sebenarnya tidak di perlukan atau keperluan yang sebenarnya bisa ditutupi dengan cara yang lain selain menggunakan kartu kredit. Masa paling kelam adalah masa ketika saya mulai sadar telah berada dalam cengkeraman jerat kartu kredit. Beberapa bulan kesulitan membayar tagihan biasanya sudah mulai berdatangan telepon tagihan dari pihak kartu kredit. Seperti yang dibayangkan, para penagih(depkolector) biasanya tidak sopan. Mereka membentak dengan suara kasar, memaki dan bahkan mengancam. Ketika anda menolak mengangkat telepon, mereka akan mencari telepon lain yang berkaitan dengan diri anda. Akhirnya teman-teman dan keluarga  yang jadi korban. Sang penagih tak mau tahu, dia tetap saja memaki dan berkata kasar pada teman-teman dan keluarga yang menerima telepon. Benar-benar situasi yang tak nyaman. Mungkin beruntung para penagih itu tidak sampai datang ke kantor atau ke rumah, mungkin karena jumlah tagihan yang tidak sampai puluhan juta rupiah. Silakan anda bayangkan sendiri bagaimana nasib mereka yang terbelit hutang kartu kredit sampai puluhan juta rupiah.










fakta-faktanya yang bisa memudahkan memakai kartu kredit  berikut ini:
  1. Teknologi kartu kredit lebih baik dibanding kartu debit karena sudah menggunakan chip pada kartunya, sementara kartu debit rata-rata masih menggunakan magnetic yang mudah sekali digandakan atau dibobol orang lain. Ingat kejadian maraknya pembobolan rekening beberapa waktu yang lau
  2. Transaksi menggunakan kartu debit langsung memotong saldo di rekening di bank Anda, sementara traksaksi menggunakan kartu kredit ada jeda waktu satu bulan sebelum transaksi ditagihkan kepada Anda. Jika terjadi transaksi ilegal pada pemakaian kartu kredit, Anda masih punya waktu untuk menyanggah sebelum transaksi tersebut Anda bayar tagihannya, sementara pada kartu debit sebaliknya uang Anda terdebet dulu dan baru bisa dikreditkan kembali setelah Anda memberikan surat keberatan kepada pihak bank.
  3. Pada kartu debit bank tertentu, saya ambil contoh bank CIMB Niaga sangat rawan untuk disalahgunakan oleh pihak lain selain pemegang kartu karena tanpa perlu PIN, tanpa perlu tanda tangan kartu bisa dipakai buat berbelanja di seluruh merchant-merchant seperti dept store dan supermarket yang menerima pembayaran dengan kartu debit.
  4. Kartu debit history transaksi harus sering Anda cek sendiri secara manual, baik lewat internet  bangking  maupun cetak buku rekening ke bank Anda, sementara kartu kredit tidak karena selalu dilaporkan oleh pihak bank kepada Anda setiap bulan secara rutin bersamaan dengan billing Anda sehingga kartu kredit lebih mudah terkontrol kalau terjadi transaksi tak wajar dibanding kartu debit.
Berdasarkan beberapa kasus transaksi pembayaran di merchant, kartu debit seringkali mempunyai tingkat masalah lebih banyak dibanding kartu kredit. Contoh kasus yang sering terjadi di dept store tempat saya bekerja, mesin EDC (Electronic data card) seringkali melakukan pendebetan dua kali ke rekening customer terhadap satu kali transaksi yang sama






BAB 3
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Jadi, pesan kami waspadalah kalau ingin menggunakan kartu kredit, Anda harus bisa mengontrol penggunaan kartu kredit agar tidak terjerak dalam belengguh kartu kredit.

3. 2  SARAN
            Sebaiknya bila ada yang menawarkan kartu kredit hendaknya dipikirkan terlebih dahulu kegunaan dari kebutuhan kita. Apakah penting untuk kebutuhan kita dari pada hanya sekedar keinginan saja

.

3. 3 DAFTAR PUSTAKA
Google.co.id,
 Kaskus.us,

Jumat, 22 April 2011

Tugas BI: Rangkuman Tajuk Rencana KOMPAS

RANGKUMAN : PEMBERANTASAN KORUPSI TERANCAM

Miris sekali, Pemberantasan korupsi terancam gagal disaat langkah-langkah pemberantasan sedang mencapai klimaks. hal tersebut didasarkan hal berikut:

Pemerintah berkomitmen menuntaskan kasus yang dilakukan gayus yaitu dengan cara presiden memerintahkan wapress Budiono untuk mempelajari kasusnya secara komprehensif. Presiden SBY mengatakan tidak saja menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi namun juga akan melakukan tindak lanjut yang diperlukan.

Dalam mengambil langah kongkrit, Jaksa Agung dan Kapolri melakukan kerjasama dengan KPK. Partai politik dengan wakilnya di DPR, dan masyarakat melalui forum-forum menunjukkan kebulatan tekad dan dukungan dalam memberantas korupsi.

Masalah Korupsi akhir-akhir ini yang terungkap yaitu sebanyak 17 gubernur yang masih menjabat maupun yang mantan gubernur serta pejabat lain di daerah di indonesia yang terlibat korupsi.

Bertambah prihatinnya masyarakat dengan berita penangkapan sejumlah anggota DPR 1999-2004 dari beberapa fraksi.

Akibat nya, muncul reaksi subyektif dan solider dari politisi satu partai, terutama sesama anggota DPR.

Sikap komosi III menolak kehadiran pimpinan KPK, Bibit samad Rianto Dan Chandra M Hamzah dalam rapat DPR dengan DPR perlu dipertanyakan. Apakah sikap ini terpengaruh oleh perihal penahana anggota DPR oleh KPK.

Masyarakat khawatir dengan peristiwa tersebut yang mungkin akan menyurutkan kebulatan tekad dan komitmen dalam memberantas korupsi.