Kamis, 30 Desember 2010

Nasib Anak Broken Home

Malam hari ini, hujan turun lagi. Suasana panas yang menyengat di siang hari berganti dingin angin malam bercampur cipratan air hujan hingga mensuk badan seorang anak jalanan yang duduk termenung dikolong jembatan. Hujan di malam ini mengingatkannya kepada kenangan masa lalunya yang penuh dengan kepedihan yang telah menorehkan luka dihatinya, yang sebenarnya dapat diobati. Luka yang ia harap tak pernah akan menimpanya.

Kisah sedihnya itu berawal ketika ayahnya pergi hingga membuat keluarganya hidup dalam kemiskinan dan kelaparan. Kondisi inilah yang membuat Tono Hidup dijalanan untuk mencari sesuap nasi. Hal pahit ini dirasakan Tono ketika ia masih kecil dan belum mengerti perceraian yang dialami oleh orang tuanya, namun yang ia tahu semua itu membuat seluruh kebahagiannya yang ia pernah miliki sirna.

Yang ada di benak Tono adalah rasa iri terhadap kehidupan anak-anak seusianya yang memiliki keluarga yang utuh, bahagia, dan perhatian penuh kasih dan sayang yang ia selalu bandingkan dengan hidupnya yang sangat kelam. Walaupun Tono merasa tidak mempunyai harga diri namun itu semua ia lakukan demi hidupnya agra terus bertahan.

Agar dapat menghilangkan luka hatinya, Tono menenggak beberapa botol minuman keras atau melukai dirinya sendiri yaitu dengan menggoreskan pecahan kaca dilengannya. Apapun itu, ia akan lakukan untuk lupakan kenangan pahitb masalalunya. Namun itu hannya sejenak. Ketika ia sadar dari sisa-sisa mabuknya semalam, rasa perih luka dihatinya semakin dalam ia rasakan.

Dari semua kisah masalalunya, Tono menyadari bahwa dicintai oleh seseorang adalah hal yang indah yang tak pernah ia dapatkan selama ia hidup di jalanan.

Tidak ada komentar: